KONSEP
DASAR PENGAJARAN REMEDIAL
- Definisi Remedial
Remedial merupakan suatu treatmen atau bantuan untuk
mengatasi kesulitan belajar. Berikut
adalah beberapa program asesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan acuan dalam
melakukan pengajaran remedial. Yang antara lain dalam bidang berhitung, membaca
pemahaman dan menulis.
Remediasi mempunyai padanan remediation dalam
bahasa Inggris. Kata ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan.
Remediasi merujuk pada proes penyembuahan. Remedial merupakan kata sifat.
Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata benda, misalnya
‘remedial work’, yaitu pekerjaan penyembuhan, ‘remeial teaching’ – pengajaran
penyembuhan. Dsb. Di Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis berdiri sendiri
sebagai kata benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remeial, atau
kegiatan remedial dsb. Dalam bagian ini istilah remediasi dan remedial
digunakan bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses membantu siswa mengatasi
kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsimiskonsepsi yang dimiliki.
Dalam random House Webster’s College Dictionary (1991),
remediasi diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified
field. Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan
pembelajaran, kegiatan remediasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil.
Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan
siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa suatu kegiatan
pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remediasi apabila kegiatan pembelajaran
tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi pelajaran. Guru melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya
sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran
remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan konsep yang komplek (2)
menjelaskan konsep yang kabur (3) memperbaiki konsep yang salah tafsir.
Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok remedial tersebut
antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, dan advance organizer,
pemberian tugas dan lain-lain.
Pokok bahasan yang belum dapat dikuasai
peserta didik merupakan kesulitan belajar untuk mempelajari pokok bahasan
berikutnya. Kenyataan ini akan diperburuk kalau pokok bahasan yang baru yang
akan dipelajari memerlukan keterampilan prasyarat, disisi lain pokok bahasan
yang menjadi prasyarat belum tuntas. Kesulitan lain untuk mencapai tingkat
ketuntasan belajar anatara lain: perbedaan individual diantara peserta didik
dalam kelas dengan sistem pembelajaran klasikal.
Asumsi yang mendasari pertimbangan
metode pembelajaran remedial dengan pendekatan secara individual terhadap
peserta didik yang mengalami kesulita belajar dengan pemberian rangkuman dan
advance organizer adalah: (1) belajar hakekatnya adalah individual (2) pembelajaran
klasikal akan selalu dihadapkan dengan ketidak tuntasan belajar (3) kalau
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan diberikan pembelajaran
kembali secara klasikal seperti pembelajaran utama, peserta didik akan
mengalami kesulitan yang serupa (4) rangkuman dan advance organizer merupakan
strategi pembelajaran untuk memudahkan pemahaman materi.
2. Tujuan Remedial
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu
siswa yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remdiasi
adalah sama dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi
siswa sehingga siswa dapat mncapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan
kurikulum yang berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu
siswa yang belum tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan
pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapinya.
3. Fungsi Remedial
Remedial berfungsi sebagai korektif, sebagai
pemahaman,sebagai pengayaan, sebagai., sebagai Fungsiakselerasi( percepatan
belajar), dan berfungsi sebagai trapiutik( melalui kegiatan remedial,
guru dapat membantu mengatasi kesulita belajar siswa yang berkaitan dengan
aspek sosial san aspek pribadi, seperti merasa dirinya kurang berhasil dalam
belajar, sering merasa rendah diri, atau teresolasi dalam pergaulan dan teman
sejawatnya, dengan remedial, dapat membantu rasa percaya diri siswa, sehingga
bersangkutan dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik).
Prosedur Remedial
Dalam melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis Hasil Diagnosis
Seperti yang telah Anda ketahui, diagnosis kesulitan belajar
adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan
dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis guru akan mengetahui para siswa yang
perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang
menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar yang ditunjukkan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar.
Apabila kriteria keberhasilan 80 %, maka siswa yang dianggap berhasil jika
mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, sedangkan siswa yang mencapai tingkat
penguasaannya di bawah 80 % dikategorikan belum berhasil.
Mereka inilah yang perlu mendapatkan remedial. Setelah guru
mengetahui siswa-siswa mana yang harus mendapatkan remedial, informasi
selanjutnya yang harus diketahui guru adalah topik atau materi apa yang belum
dikuasai oleh siswa tersebut. Dalam hal ini guru harus melihat kesulitan
belajar siswa secara individual. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan masalah
yang dihadapi siswa satu dengan siswa yang lainnnya tidak sama. Padahal setiap
siswa harus mendapat perhatian dari guru.
2. Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum Anda merancang
kegiatan remedial, terlebih dahulu harus mengetahui mengapa siswa mengalami
kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesuliatan ini
harus diidentifikasi terlebih dahulu, karena gejala yang sama yang ditunjukkan
oleh siswa dapat ditimbulkan sebab yang berbeda dan faktor penyebab ini akan
berpengaruh terhadap pemilihan jenis kegiatan remedial.
3. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial
Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan
remedial, topik yang belum dikuasai setiap siswa, serta faktor penyebab
kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran. Sama
halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen yang harus
direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial adalah sebagai berikut;
a. Merumuskan indikator hasil belajar
a. Merumuskan indikator hasil belajar
b. Menentukan materi yang sesuai engan indikator hasil
belajar
c. Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan
karakteristik siswa
d. Merencanakan waktu yang diperlukan
e. Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.
4. Melaksanakan Kegiatan Remedial
Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun,langkah
berikutnya adalah melaksanakan kegiatan remedial. Sebaiknya pelaksanaan
kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena semakin cepat siswa
dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa
tersebut berhasil dalam belajarnya.
5. Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang
telah dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan
dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa.Apabila siswa mengalami kemauan
belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan
dilaksanakan cukup efektif membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti
kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu
guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran.
Strategi dan Teknik Remedial
Beberapa teknik
dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara
lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab (3)
kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain. (Ditjen Dikti,
1984; 83).
1.
Pemberian Tugas
Dalam pemberian
tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan pemberian
rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok, pemberian
advance organizer dan yang sejenis.
2.
Melakukan aktivitas fisik, misal
demosntrasi, atau praktek dan diskusi
Ada konsep-konseps yang lebih mudah
dipahami lewat aktivitas fisik, missal contoh, memahai bahwa volume fluida
tidak beuabah kalau berada di dalam wadah yang berbeda bentuknya. Anda
sebaiknya menggunakan berbagai media dan alat pembelajaran sehingga dapat
mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain itu hendaknya Anda banyak
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengunakan media terebut, karena siswa
pada umumnya perkemangan berpikir mereka berada pada tingkat operasional
konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep yang divisualisasikan
atau dikonkritkan.
3.
Kegiatan Kelompok
Diskusi kelompok dapat digunakan
guru untuk membantu siswa yang mengalamikesulitan belajar. Yang perlu
diperhatikan guru dalam menetapkan kelompok dalam kegiatan remedial adalah
dalam menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam
membantu siswa, jika diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar
menguasai materi dan mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.
4.
Tutorial Sebaya
Kegiatan tutorial dapat dipilih
sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang guru meminta bantuan
kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang sama atau dari
kelas yang lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang sebaya sangat membantu
sekalai, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang sebaya lebih
dimengerti oleh siswa yang bermasalah, selain itu mereka tidak merasa canggung
dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka sama sehingga mudah
dimengerti olehnya.
5.
Menggunakan Sumber Lain
Selain dengan pembelajaran ulang,
kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain
yang relevan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi
pelajaran. Misalanya guru meminta untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang
berkaitan dengan materi yang dibahas, misalnya ”bagaimana cara mencangkok ”
siswa dapat mendatangi tukang kebun yang kegiatan sehari-hari memang mencakok.
Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin
mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian yang sesuai dengan
materi yang dipelajari.
KONSEP DASAR PENGAJARAN PENGAYAAN
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman
atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan
oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan
pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui
kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari
sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran
kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi
pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan
audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video,
komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat
kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses dengan
menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui
kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan
untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.
Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru
harus memperhatikan:
3. faktor
waktu.
PELAKSANAAN REMEDIAL DISEKOLAH (WAWANCARA)
Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran yang
diberikan.
Kegiatan
remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu
siswa yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif), setelah kegiatan
pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
(kuratif), atau selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa.
Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah suatu
kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat
mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang
dimilikinya.
Kegiatan pengayaan dilaksanakan
dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan
materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan
sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Tugas yang dapat diberikan guru pada
siswa yang mengikuti kegiatan pengayaan di antaranya adalah memberikan
kesempatan menjadi tutor sebaya, mengembangkan latihan praktis dari materi yang
sedang dibahas, membuat hasil karya, melakukan suatu proyek, membahas masalah,
atau mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa. Apapun kegiatan yang
dipilih guru, hendaknya kegiatan pengayaan tersebut menyenangkan dan
mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong siswa untuk
mengerjakan tugas yang diberikan.
KOMENTAR:
Berdasarkan dari hasil pengamatan saya, kalau dilihat dari
segi pengertian dari penjelasan konsep remedial dan pengayaan, dengan kondisi
realitas yang ada disekolah saat ini (khususnya sekolah yang saya kunjungi),
sebenarnya sudah berjalan dengan baik. Namun, masih perlu diperjelas tentang
teknik dan strategi yang digunakan oleh guru mata pelajaran dalam pengajaran
remedial. Karena dalam hal ini masih ada guru yang hanya memberi satu strategi
saja dan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan, padahal sebenarnya strategi
yang digunakan harus bervariasi supaya siswa menjadi semangat dan merasa
tertantang.
Beberapa teknik
dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara
lain:
1. Pemberian tugas
(pembelajaran individu)
2. Diskusi (tanya
jawab)
3. Kerja kelompok
4. Tutor sebaya
5. Menggunakan
sumber lain.
Dalam langkah-langkah remedial juga terkadang guru mata
pelajaran agak kurang memperhatikan tingkat keberhasilan siswa. Padahal
penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa.
Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti
kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami
kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan
dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen
pembelajaran supaya siswa semangat dalam mengikuti pembelajarannya.
Dari kegitan pengayaan konsep yang dijalankan guru mata
pelajaran sudah sejalan dengan yang diharapkan, karena membantu siswa mencapai
tingkat optimal dalam belajar dan menggunakan waktu yang baik untuk
mengembangkan potensi siswa.
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pengayaan.
http://uticom.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pengajaran-remedial-2.html
BAB IIPembahasan
A.
Definisi Pengajaran
RemedialDitinjau dari arti kata, ³remedial´ berarti ³sesuatu yang
berhubungandengan perbaikan´. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu
bentuk pengajaran yang bersifat
penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaranremedial merupakan bentuk kasus
pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan.Menurut Abin
Syamsuddin dalam bukunya, pengajaran remedialdidefinisikan sebagai upaya guru
(dengan atau tanpa bantuan/kerja sama denganahli/pihak lain) untuk mencipatakan
suatu situasi (kembali/baru/berbeda dari yang biasa) yang memungkinkan individu
atau kelompok siswa dengan karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan
dirinya seoptimal mungkin sehingga dapatmemenuhi kriteria keberhasilan minimal
yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang terencana,
terorganisasi, terarah, terkoordinasi, danterkontrol dengan lebih memperhatikan
taraf kesesuaiannya terhadap keragamankondisi objektif individu dan atau
kelompok siswa yang bersangkutan serta dayadukung sarana dan
lingkungannya.Adapun ciri-ciri pengajaran remedial dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.Pengajaran remedial
dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajarnya dankemudian diberikan
pelayanan khusus sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakangnya.
2.Dalam pengajaran
remedial tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar yang
dihadapi siswa.
3.Metode yang digunakan
pada pengajaran remedial bersifat diferensial, artinyadisesuaikan dengan sifat,
jenis dan latar belakang kesulitan belajarnya.
4.Alat-alat yang
dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi danmungkin murid
tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan tes
diagnostik, sosiometri dan alat-alat laboratorium.
5.Pengajaran remedial
dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain.Misalnya: pembimbing, ahli dan
lain sebaginya.
6.Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan
teknik yang lebih diferensial,maksudnya lebih disesuaikan dengan keadaan
masing-masing pribadi muridyang dibantu. Misalnya: pendekatan individualisme.
7.Dalam pengajaran
remedial, alat evalusi yang dipergunakan disesuaikandengan kesulitan belajar
yang dihadapi murid.
B.Prosedur dalam
Melaksanakan Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial
merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dalam pola layanan bimbingan
belajar, serta merupakan kegaiatan lanjutan dari usahadiagnostik kesulitan
belajar-mengajar. Secara skematik langkah-langkah pengajaran remedial adalah
sebagai berikut:
Langkah-langkah
pengajaran remedial:
1.Penelaahan kembali
kasus dengan permasalahannyaSasaran pokok langkah ini adalah:
a.Diperoleh gambaran
yang lebih definitif mengenai karakteristtik kasus berikut permasalahannya
b.Diperoleh gambaran
yang lebih definitif mengenai fasibilitas alternatif tindakan remedial yang
direkomendasikan
2.Menentukan alternatif
pilihan tindakanDari hasil penelaahan yang dilakukan pada langkah pertama akan
diperolehkesimpulan mengenai dua hal pokok, yaitu:
a.Karakteristik khusus
yang akan ditangani secara umum
b.Alternatif
pemecahannya, mungkin lebih strategis kalau:a)
a.Langsung
kepada langkah keempat (pelaksanaan pengajaranremedial); atau
b)Harus
menempuh dulu langkah ketiga (layanan BK) sebelumlanjut ke langkah 4
3.Layanan bimbingan dan
konseling/psikoterapi
Langkah ini pada
dasarnya bersifat pilihan bersyarat. Jika kasusnya memangmembutuhkan layanan
bimbingan konseling terlebih dahulu yang sudah tidak menjadi ranah kerja guru
bidang studi, maka langkah ini perlu diambilsebelum melanjutkan ke langkah
keempat. Sasaran pokok yang hedak ditujuoleh layanan ini ialah terciptanya kesehatan
mental kasus, dalam arti iaterbatas dari hambatan dan ketegangan batinnya untuk
kemudian siap sediakembali melakukan kegiatan belajar secara wajar dan
realistis. Setelah melaluitahap ini, secepatnya melanjutkan ke tahap
berikutnya.
4.Melaksanakan
pengajaran remedial
Sasaran pokok dari
setiap pengajaran remedial ini ialah tercapainya peningkatan prestasi dan atau
kemampuan penyesuaian diri sesuai dengankriteria keberhasilan yang ditetapkan.
5.Mengadakan pengukuran
prestasi belajar kembali
Hasil pengukuran ini
akan memberikan informasi seberapa jauh atau seberapa besar perubahan telah
terjadi, baik dalam arti kuantitatif maupun kualitatif.Cara dan instrumen yang
digunakan dalam pengukuran pada langkah ini seyogianya sama dengan apa yang
digunakan pada waktu post-test atau tessumatif dari PBM utama.
6.Mengadakan
re-evaluasi dan re-diagnostik
Hasil pengukuran pada langkah kelima harus
ditafsirkan dan ditimbangkembali dengan mempergunakan cara dan kriteria untuk
PBM utama.
7.Remedial pengayaan
dan atau pengukuhan
Seperti halnya langkah
ketiga, langkah ini pun bersifat pilihan (optional) yangkondisional. Sasaran
pokok langkah ini ialah agar hasil remedial itu lebihsempurna dengan diadakan
pengayaan (enrichment ) dan pengukuhan(reinforcement
) ini.
Asumsi-asumsi yang
Mendasari Prosedur Pengajaran Remedial
Pengembangan
prosedur sistem pengajaran remedial didasari pokok-pokok pikiran yang berlaku untuk prinsip belajar
tuntas (masterylear ning ).
Pokok-pokok pikiran yang dimaksud adalah :
a.Terdapat keragaman
indiviadual dalam kemampuan (kecepatan belajar),
b.Sampai batas normal
tertentu, setiap individu dapat mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) prestasi belajar tertentu.
c.Proses belajar
mengikuti asas keseimbangan (continues progress).
Beberapa pokok pikiran
itu adalah suatu alternatif prosedur agar dapat dipilihsehingga akan diketahui
kapan harus dimulai dan diakhirinya pengajaran remedialyang dimaksudkan.
C.Strategi dan Teknik
dalam Pengajaran Remedial
Dalam konteks konsep
dasar diagnostik dan pengajaran remedial, Ross danStanley, dalam Abin
Syamsuddin menjelaskan bahwa tindakan strategis ituseyogianya dapat dilakukan
secara kuratif dan preventif, Dinkmeyer & Caldwell(dalam bukunya
Developmental Counseling , 1970) seperti yang dikutip Abindalam bukunya
Psikologi Kependidikan, menambahkan bahwa hal itu dapatdilakukan dengan upaya
yang bersifat pengembangan (developmental ).
Untuk itu strategi dan
teknik pendekatan pengajaran remedial terdiri dari 3 jenis.
1.Startegi dan teknik
pendekatan pengajaran remedial yang bersifat kuratif Tindakan pengajaran
dikatakan sifat kuratif kalau dilakukan setelah programProses Belajar Mengajar
(PBM) utama selesai diselenggarakan. Tindakan inididasarkan atas kenyataan
empirik bahawa ada seseorang atau sejumlah orang yang dipandang tidak mampu
menyelesaikan program PBM secara sempurna,sesuai dengan kriteria keberhasilan
yang ditetapkan. Sasaran pokok daritindakan ini adalah agar siswa yang
prestasinya rendah diusahakan suatu saatdapat memenuhi kriteria keberhasilan
minimal. Sedangkan siswa yang telahmencapai kriteria keberhasilan minimal,
suatu saat dapat diperkaya atau lebihditingkatkan lagi. Untuk mencapai sasaran
pokok tersebut para ahli telahmengembangkan beberapa teknik pendekatan seperti
pengulangan (repetition), pengayaan (enrichment ), dan pengukuhan (reinfrcement
) serta percepatan(acceleration).
2.Strategi dan teknik
pendekatan pengajaran remedial yang bersifap preventif
Jika dalam pendekatan
kuratif, tindakan remedial bertolak dari hasil post teaching
diagnostic,berdasarkan data hasil pre-test /tes sumatif, maka pndekatan
preventif bertolak belakang dengan pre-test atau test of entering behaviors. Berdasarkan hasi pre-teaching
diagnostic, maka siswa dapatdiidentifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :
a.Siswa cepat, yaitu
mereka yang diperkirakan mampu menyelesaikan program lebih cepat dari waktu
yang ditetapkan.
b.Siswa normal, yaitu
mereka yang diperkirakan mampu menyelesaikan program PBM utama sesuai dengan
waktu yang telah disediakan.
c.Siswa lambat, yaitu
mereka yang diperkirakan akan terlambat atau tidak dapat menyelesaikan program
sesuai dengan batas waktu.Dari ketiga perkiraan tersebut, maka setidaknya ada
tiga teknik pembelajaranyang bersifat remedial, yaitu :
a.Layanan Kelompok
Belajar HomogenProgram pembelajaran pada ketiga kelompok siswa tersebut,
ruanglingkupnya ekuivalen, tetapi diorganisasikan secara relatif
berbeda.Perbedaan tersebut terletak pada cara menerangkannya,
contoh-contohnya,soal-soal/tugas, dan sebagainya. Misalnya untuk siswa cepat,
tingkatkesukarannya lebih tinggi dari siswa normal dan siswa lambat.
Yangterpenting adalah bagaimana kelompok siswa itu dapat meyelesaikan
pembelajaran pada waktu yang bersamaan sehingga mereka dapatmengikuti test
sumatif pada waktu yang bersamaan.
b.Layanan Pembelajaran
Individual
Pada dasarnya konsep
ini sama dengan diatas, yaitu penyesuaian dengankondisi objektif siswa. Pada
teknik ini setiap individu mempunyai programtersendiri. Siswa mempunyai
kebebasan melakukan kegiatan-kegiatan atau berkonsultasi dengan gurunya, tidak
terikat dengan keharusan mengikuti jam belajar seperti biasa di kelas. Siswa
hanya terikat pada batas waktuakhir periode pelajaran yang ditetapkan, seperti
triwulan, semesteran, dansebagainya. Meskipun siswa belajar individual, tetapi
harus mengikuti tessumatif tertentu yang telah diorganisasikan secara baku.
Program inisangat ccocok untuk sistem pembelajaran dengan modul.
c.Layanan Pembelajaran
Secara Kelompok Dengan Dilengkapi KelasKhusus Remedial dan PengayaanPada teknik
ini siswa berada pada satu kelas yang sama dan pada program pembelajaran yang
sama pula. Namun bagi siswa yang mempunyaikesulitan tertentu, telah disediakan
tempat, waktu untuk pelayananremedial secara khusus. Begitu juga dengan siswa
yang cepat, jugadisediakan program pengayaan khusus. Setelah selesai dengan
programremedial atau pengayaan, para siswa kembali dalam kelompok belajar utama
bersama-sama dengan teman sekelasnya. Pada akhirnya mereka juga harus menempuh post-test
atau tes sumatif secara bersamaan pula.Teknik ini sesuai bila diterapkan pada
sistem pembelajaran klasikal, danteknik ini biasa digunakan guru di sekolah
walaupun belum dilaksanakansebagaimana mestinya.
3.Startegi dan teknik
pendekatan pengajaran remedial yang bersifat pengembangan (developmental)
Sasaran pokok strategi
pendekatan ini adalah agar siswa bisa menghadapihambatan atau kesulitan yang
mungkin dialaminya selama melaksanakankegiatan proses belajar mengajar. Mereka
diberi bantuan segera (immediatetreatment ) dari waktu ke waktu selama
berlangsung pembelajaran. Harapandari teknik ini adalah siswa diharapkan akan
menyelesaikan program secaratuntas sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditentukan. Agar strategidan teknik pendekatan ini dapat dioperasionalkan
secara teknis dan sistematis,diperlukan adanya pengorganisasian program
pembelajaran yang sistematis,seperti sistem pembelajaran berprogram, sistem
modul,
self audiotutorial
system. Dengan demikian, proses layanan diagnostik danremedial dapat dilakukan
dari unit ke unit secara teratur.
D.Evaluasi Pengajaran
Remedial
1.Tujuan EvaluasiSuatu
pilihan rasional, mau tidak mau melibatkan suatu tindakan penilaian(evaluasi).
Setiap tindakan evaluasi memerlukan adanya suatu perangkatkriteria atau tolok
ukur sebagai pegangan, suatu cara atau teknik pengumpulandan pengolahan data
informasi untuk menunjukkan gambaran seberapa jauhobjek yang dievaluasi itu
memadai atau tidaknya sesuai kriteria yangditetapkan.
2.Perangkat Kriteria
Kebaikan Suatu Model Strategi dan/atau Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial
Kriteria pilihan
alternatif model pendekatan ini berorientasi kepada tiga prinsip, yaitu:
keserasian (appropriateness), keefektifan (effectiveness), dankelancaran
(efficiency). Secara tentatif dapat kita formulasikan bahwa sesuatumodel
strategi dan atau teknik pendekatan pengajaran remedial dapatdipandang baik
kalau terdapat indikator yang didukung oleh data/informasiyang memadai bahwa
model itu:
a.Serasi dengan tujuan
(pemecahan permasalahan), jenis/jumlahtingkat/karakteristik kasus berikut
permasalahannya, kemampuan teknisdan kepribadian guru yang bersangkutan, serta
daya dukung fasilitasinstrumental/tempat/lingkungan/waktu atau kesempatan.
b.Efektif yang
ditujukan oleh adanya peningkatan prestasi belajar dan/ataukemampuan
penyesuaian diri pada siswa sesuai dengan kriteriakeberhasilan yang diharapkan.
c.Efisien yang didukung
oleh minimalnya waktu yang digunakan untuk mencapai peningkatan prestasi dan
kemampuan penyesuaian siswatersebut.
Ada dua pendekatan,
yaitu pendekatan rasional dan empirik.
a.Pendekatan rasional
terhadap masalah keserasian suatu model strategi danatau teknik pendekatan
pengajaran remedial
Ada dua cara yang
fisibel untuk mendeteksi seberapa jauh taraf keserasianmodel yang kita evaluasi
itu, yaitu kita kembangkan dalam :
a)Bentuk pertanyaan
pada setiap aspek yang dinilai atau;
b)Kita kembangkan dalam
bentuk atau format skala penilaian ataudaftar cek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar